"Biasanya sih cuma lewatin aja," kata Nasim, Sebelum TKP ramai dikunjungi warga, Nasim berkeliling menjajakan dagangannya mulai dari Manggarai, Jakarta Selatan, hingga Juanda, Jakarta Pusat.
Penjual Es Doger |
Nasim mulai berjualan pada pukul 10.00. Di hari-hari biasa, es doger yang ditawarkan Nasim baru habis terjual sekitar pukul empat atau sore hari. Namun, sejak berjualan di trotoar di depan Kantor Pelayanan Pajak, sebelah TKP kecelakaan maut, Nasim bisa pulang pada pukul 14.00. Di hari pertama dirinya berjualan, dagangan nya ludes sejak siang.
Sebelum kecelakaan terjadi, halte itu memang kerap dijadikan tempat berteduh saat cuaca panas. Di samping itu, halte tersebut menjadi tempat mangkal para tukang ojek. Jika sedang melintas di depan halte, Nasim mengaku para karyawan serta satpam sering memanggil untuk membeli es dogernya.
Nasim belum tahu persis sampai kapan berjualan di sana. "Ya, kalau memang masih ramai, besok saya ke sini lagi," ujar Nasim sambil melayani seorang pembeli. Nasim menjual satu gelas es dogernya seharga Rp 4.000. Namun dirinya tak menolak jika ada yang ingin membeli di bawah harga Rp 4.000. Nasim tinggal menyesuaikan isi dari es doger yang diminta sang pembeli.
Menurut Nasim, penghasilannya pun meningkat sejak berjualan di dekat TKP kecelakaan maut itu. "Biasa dapat Rp 400 ribu, sekarang Rp 450 ribu," kata pria tersebut dengan suara parau.
0 komentar
Posting Komentar